Gambar Peta Negara Singapura @Sekilas Profil
|
Latar Belakang
Setelah Perang Dunia II berakhir, Singapura telah kembali lagi kepada kerajaan Inggris. Mulai dari September 1945 sampai bulan Maret 1946 Singapura berada di bawah kekuasaan militer Inggris. Dan Negara-negara The Strait Settlements yang di bentuk oleh Inggris akhirnya dibubarkan dan Singapura berada dibawah Kolonial Inggris. Sejarah politik juga tidak akan lengkap tanpa perspektif sejarah PAP, DAP dan Kemerdekaan Singapura.
Pada bagian pertama, untuk membawa beberapa sejarah yang dan menjelaskan mengapa PAP ada sampai PAP yang kita kenal sekarang. Singapura lebih muda, mungkin saya tidak banyak tahu tentang wawasan berdirinya PAP dan pemimpin sejati. Tapi mudah-mudahan, dalam memahami masa lalu, kita dapat memperoleh pengalaman untuk mempersiapkan diri di masa depan.
Ini bagian pertama akan memberikan beberapa tampilan menarik (mudah-mudahan) ke dalam sejarah PAP 1955-1965. Hal ini juga akan berfungsi sebagai starter untuk 6 pemimpin Singapura, Dr Toh Chin Chye, Dr Goh Keng Swee, Lim Chin Siong, Devan Nair, S Rajaratnam dan Lim Kim San.
• Forum Malaya
Asal-usul PAP dapat ditelusuri ke Forum Malaya dimulai oleh Dr Goh Keng Swee. Forum ini terdiri dari sekelompok mahasiswa yang bertemu di Malaya Hall, Bryanston Square, London. Para mahasiswa berkumpul dari kiri dan kanan dalam perjuangan untuk kemerdekaan Malaya dan Singapura. Dalam kelahiran Malaka, Goh Keng Swee yang berada di London School of Economics adalah ketua pertama. Ia digantikan oleh Toh Chin Chye, yang sedang membaca untuk doktor dalam Fisiologi. Anggota lain termasuk John Eber, Lim Khean Chye, Tun Razak, Gazalie Shafie dan Mohammad Sopiee, beberapa dari mereka menjadi menonjol dalam kemerdekaan Malaya. Namun, keanggotaan tidak pernah melebihi 50. Mereka menganggap diri mereka sebagai sosialisme, sebuah istilah yang banyak bingung dengan Komunisme, yang dimaksudkan untuk "kemaslahatan umat" menurut Dr Toh Chin Chye.
Beberapa dari mereka, dengan semangat kemerdekaan mengambil penyebab politik dan kembali ke Singapura pada tahun 1953. Kemudian, Dr Goh, Kenny Byrne dan Dr Toh membentuk Dewan Aksi Bersama dengan Lee Kuan Yew sebagai penasihat hukum. Itu merupakan bagaimana awal Lee Kuan Yew terlibat dalam politik serikat. Selama itu, Lee Kuan Yew juga penasehat hukum untuk Samad Ismail (editor Utusan Melayu dan mantan tahanan), Lim Chin Siong dan Devan Nair. Para lulusan yang baru kembali dari Cambridge dan London berkumpul dua minggu di tempat bungalow Lee Kuan Yew Straits-Style di Oxley Road.
• Rakyat Baru Partai Aksi
Pada tahun-tahun pertama, perekrutan di kalangan mereka yang berbahasa Inggris tidak berjalan dengan baik. Dr Goh Keng Swee memperkenalkan mitra catur, Dr Lee Siew Choh (kemudian bergabung Barisan socialis) dan Dr Toh membawa Yong Nyuk Lin, yang menikmati karir yang menjanjikan dalam Jaminan Luar Negeri. Hanya segelintir menanggapi Sosialisme Demokrat PAP, dilihat sebagai berbahaya Sayap Kiri. Oleh karena itu jatuh ke Lim Chin Siong dan rekan serikat pekerja: Fong Swee Suan, Devan Nair, James Puthucheary dan Samad Ismail untuk membawa massa: serikat-serikat buruh, para pekerja dan asosiasi sekolah Cina.
Lim Chin Siong memang luar biasa, dia berdemonstrasi di Hokkien dan Mandarin. Demonstrasinya dihadiri sekitar 40.000 orang, yang mana masing-masing terpesona oleh pidato Lin Chin Siong. "Orang Inggris mengatakan Anda tidak bisa berdiri di atas kaki sendiri,"mengejeknya. "Tunjukkan pada mereka! Tunjukkan pada mereka bagaimana anda bisa berdiri ", lalu 40.000 orang melompat ke atas dan menyambut semangat dengan keringat, tinju di udara, berteriak"! Merdeka!.
"Anda harus mengerti," kata Devan Nair", suasana hati orang-orang pada waktu itu sangat pahit karena sangat anti kolonialisme serta pengangguran besar-besaran. Dan bagi rakyat komunis adalah pahlawan. Lim Chin Siong memiliki tanah. Dimana massa yang bersangkutan, pemimpin serikat buruh dan Cina Komunis adalah pemimpin satunya”.
Lim pasti punya rasa hormat dari Lee Kuan Yew. David Marshall berkata, "Chin Siong diperkenalkan kepada saya oleh Lee Kuan Yew. Kuan Yew datang untuk mengunjungi saya di kantor kecil di bawah tangga dan berkata, "Bertemu Perdana Menteri masa depan Singapura!" Lim Chin Siong dan aku tertawa. Lee Kuan Yew berkata,"Jangan tertawa!" Dia adalah orator Cina terbaik di Singapura dan dia akan menjadi Menteri berikutnya Perdana kami!".
• Berdirinya Negara Federasi Malaysia
Ide mengenai penggabungan wilayah-wilayah kolonial Inggris yang ada di Asia Tenggara dengan nama Negara Persekutuan Tanah Melayu (NPTM) mendapat kejelasan dari Perdana Menteri (PM) Negara Persekutuan Tanah Melayu (NPTM), Tunku Abdul Rahman mengungkapkan gagasan mengenai pembentukan Negara Federasi Malaysia meliputi Negara Persekutuan Tanah Melayu (Singapura, Sarawak, Brunei dan Sabah) pada tanggal 27 Mei 1961 di depan Foreign Correspondent Association di Singapura. Lima bulan kemudian, pada tanggal 13 Oktober 1961 diadakan pertemuan antara Tunku Abdul Rahman dengan Perdana Menteri Inggris Harold MacMillan di London, Inggris. Hasil dari pertemuan penting tersebuat adalah pembentukan panitian penyelidik yang akan mengumpulkan data-data pendapat rakyat mengenai pembentukan Negara Malaysia. Sebagai tindak lanjut, bulan Januari 1962 dibentuk panitia penyelidik yang dinamakann Fact Finding Commision (FFC) yang diketuai Lord Cobbald.
Setelah mengadakan dengar pendapat dari tanggal 19 Februari sampai 17 April 1962, Komisi Cobbald mengeluarkan laporan yang dimuat dalam Report of The Commision of Inquiry, North Bronco and Sarawak. Hasilnya mengungkapkan dua pertiga masyarakat yang diwawancarai menyetujui penggabungan. Pada tanggal 18-31 Juli 1962 di London diadakan pertemuan lagi antara perwakilan Negara Persekutuan Tanah Melayu (NPTM) dengan Inggris yang hasilnya menyetujuan rekomendasi Komisi Cobbald dan merancanakan 31 Agustus 1963 sebagai hari kelahiran Federasi Malaysia.
Namun karena dua pertiga rakyat yang hanya menyetujui Negara Federasi Malaysia, menyebabkan timbul pemberontakan dari beberapa golongan yang tidak menyetujuin pembentukan negara tersebut. Pada tanggal 8 Desember 1962, muncul gerakan yang menolak gagasan pembentukan Negara Malaysia di Brunei. Pemberontakan tersebut dikenal dengan Partai Rakyat Brunei (PRB) yang merupakan partai terbesar di Brunei. Pemberontakan dari PRB yang dipimpin Syekh A.M. Azahari sempat memproklamirkan berdirinya Negara Nasional Kalimantan Utara (NNKU) dan membentuk Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU), daerah ini meliputi Sarawak, Sabah dan Brunei. Di daerah lain seperti dari Negara Persekutuan Tanah Melayu (NPTM), Singapura dan Sarawak terdapat partai-partai politik yang tidak setuju dengan pembentukan Negara Malaysia. Beberapa partai politik yang tidak menyetujuin pembentukan tersebut seperti partai Labour Party, Partai Rakyat dan Socialis Front dari Negara Persekutuan Tanah Melayu (NPTM), Congres Singapura, Parati Rakyat Singapura dan Labour Party dari Singapura, Sarawak United People Party (SUPP) dari Sarawak.
Karena adanya perbedaan itu sehingga terjadi tarik menarik kepentingan dan perbedaan sikap antara pihak yang pro dan kontra terhadap pembentukan Negara Malaysia akan menyebabkan konflik yang berkepanjangan yang melibatkan dunia Internasinal. Negara Persekutuan Tanah Melayu (NPTM) yang kemudian membentuk Fedrasi Malaysia yang didukung oleh Inggris dan negara-negara sekutunya berhadapan dengan gerakan Azahari dari Partai Rakyat Brunei (PBR) dari Brunei dan SUPP (Sarawak United People Sarawak) dari Sarawak yang didukung oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Philipina.
Karena adanya perbedaan tersebut sehingga di buat pertemuan dari wakil-wakil dari Malaysia, Indonesia dan Philipina mengenai masalah Malaysia yaitu pada tanggal 10 Juni 1963. Pertemuan tersebut menghasilkan Maphilindo sebagai alternatif soluisi bagi masalah Malaysia. Pada pertemuan tingkat tinggi pada 30 Juli dn 15 Agustus 1963 antara Presiden Indonesia Soekarno, Presiden Philipina Diosdado Macapagal dan Perdana Menteri PTM Tunku Abdul Rahman mendukung Maphilindo dan meminta PBB menyelenggarakan jajak pendapat di Sabah dan Sarawak guna memastikan rakyat kedua wilayah tersebut menyetujui untuk bergabung dalam Federasi Malaysia atau tidak. Keputusan dari KTT di Manila tersebut menghasilkan Manila Accord 30 Juli 1963. Namun jajak pendapat tersebut tidak dilakukan di Brunei, sebab wilayah tersebut sudah memutuskan untuk tidak bergabung dengan Negara Federasi Malaysia.
Menanggapi Manila Accord, Sekretaris Jenderal PBB, U Thant membentuk Misi Michelmore. Misi tersebut tiba di Kalimantan pada tanggal 15 Agustus 1963 dan melaksanakan programnya tanggal 26 Agustus 1963. Dalam jajak pendapat anggota misi berbicara dengan pemimpin-pemimpin kelompok agama, etnis dan buruh, pejabat pemerintahan, pemimpin politik, serta kepala suku di Sabah dan Sarawak. Hasilnya misi PBB tersebut menemukan bahwa mayoritas rakyat yang diwawancarai memilih untuk menggabungkan kedua wilayah mereka dengan Malaka dan Singapura dalam Federasi Malaysia.
• Konflik Dalam Negara Federasi Malaysia
Secara geografis, penggabungan Singapura dengan Negara Federasi Malaysia karena letak Singapura yang sangat strategis untuk sebuah pelabuhan yang maju. Tetapi penggabungan yang dilakukan banyak menuai kontra dari berbagai kalangan yang ada di Malaysia maupun Singapura sendiri, mengingat Singapura merupakan wilayah dengan mayoritas etnis Cina. Orang Melayu sangat khawatir akan tergeser oleh orang Cina, sementara itu isu komunis merupakan isu yang masih hangat di kawasan Asia Tenggara.
Penulis:
Mhd. Saifullah
Editor:
Labels:
Asia,
Sejarah Internasional
Thanks for reading Sejarah Pergerakan Kebangsaan Singapura. Please share...!