Tragedi Malaria (Malapetaka lima Belas Januari)

Tragedi Malaria
(Malapetaka lima Belas Januari)

Situasi saat terjadinya peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (Malaria). (Doc. Google).
Malapetaka Lima Belas Januari (Malaria) merupakan salah satu tragedi yang telah menorehkan catatan hitam sejarah dalam perjalanan Bangsa Indonesia, terutama bagi pemerintahan masa Orde Baru. Bagaimana tidak, peristiwa yang terjadi tepat tanggal 15 Januari 1974 itu, mengakibatkan beberapa kerusakan gedung perkantoran dan pusat belanja di Jakarta. Bahkan dikabarkan, 700-an orang sempat ditangkap, 45 ditahan selama berbulan-bulan, 3 orang diseret ke pengadilan, ratusan orang luka-luka, dan 11 orang dinyatakan meninggal dunia dari kejadian tersebut. 

Berdasarkan beberapa sumber yang Menulis Sejarah himpun, adapun latar belakang dari tragedi tersebut, diawali dari suatu gerakan mahasiswa yang merasa tidak puas terhadap kebijakan pemerintah terkait kerja sama dengan pihak asing untuk pembangunan nasional. Mereka menganggap, kebijakan yang diambil oleh pemerintahan pada saat itu tidak mengarah kepada pembangunan dan mementingkan rakyat. Rezim Orde Baru yang saat itu memimpin dianggap terlalu liberal dan membuka pintu terlalu lebar bagi investor asing. Oleh karena itu mereka menilai, bahwa kerja sama yang dilakukan dengan pihak asing akan semakin memperburuk kondisi ekonomi rakyat.

Jauh sebelum meletusnya peristiwa Malaria, mahasiswa dari berbagai kampus dan masyarakat sipil sempat melakukan demonstrasi menolak kedatangan Ketua Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI) lembaga pemodal asing bentukan Amerika Serikat, Jan P Pronk, di Jakarta pada Minggu, 11 November 1973. Para mahasiswa melakukan aksi di Bandara Kemayoran sambil membawa gambar-gambar foto kritikan penolakan kehadiran Jan P Pronk. Bahkan, salah satu mahasiswi yang mewakili massa aksi mencoba mendekat kepada Jan P Pronk dan kemudian memberikan karangan bunga serta selembar surat yang isinya memorandum penolakan kedatangannya.

Beberapa bulan kemudian, aksi demonstrasi kembali terjadi. Kali ini saat akan menyambut kedatangan Perdana Menteri (PM) Jepang, Tanaka Kakuei. Rencananya massa mau menyambut kedatangan PM Jepang itu di Bandara Halim Perdanakusuma, akan tetapi aparat keamanan sudah memblokade bandara ini sehingga rencana tersebut gagal. Massa kemudian mengalihkan aksinya di sekitar Jakarta Pusat. Aksi ini bisa dikatakan merupakan titik awal dari peristiwa Malaria.

Berbarengan dengan itu kelompok massa dari mahasiswa sedang melakukan diskusi yang berpusat di salah satu universitas tetapi dikagetkan oleh info yang menyebutkan di kawasan pusat Jakarta terjadi kerusuhan. Massa dari mahasiswa banyak yang bertanya bagaimana kejadian anarkis tersebut bisa terjadi. 

Kerusuhan itu sendiri meliputi pengerusakan beberapa fasilitas di umum dan bangunan toko di kawasan Ibukota seperti pertokoan Senen, Jakarta Pusat, dan Roxy, Jakarta Barat. Selama dua hari daerah sekitar ibu kota diselimuti asap. Pembakaran dan Penjarahan menjadi pemandangan yang sangat mengkhawatirkan saat itu (Sumber: Merdeka.com).

Wilayah pertokoan Senen yang dibangun dengan anggaran Rp 2,7 miliar pada saat itu, menjadi titik perhatian, sebab pertokoan itu ludes dilalap si jago merah. Selain itu, Menteri Pertahanan dan Keamanan masa itu, Maraden Panggabean mengatakan, peristiwa kerusuhan yang terjadi selama dua hari tersebut tercatat kerugian materi yang diakibatkan dalam kejadian ini cukup banyak.

"Sebanyak 807 mobil dan 187 sepeda motor rusak atau dibakar, 144 buah gedung rusak atau terbakar (termasuk pabrik Coca-cola), dan 160 kilogram emas hilang dari sejumlah toko perhiasan," kata Maraden dalam rapat sidang pleno DPR pada 21 Januari 1974 (Sumber: Merdeka.com).

Bukan hanya kerugian besar materi yang dialami, peristiwa dua hari tersebut mengakibatkan korban jiwa selama kerusuhan, yakni 11 orang meninggal, 177 mengalami luka berat, 120 mengalami luka ringan, dan 775 orang ditangkap.

Gubernur Jakarta saat itu, Ali Sadikin juga membeberkan kerusakan yang terjadi akibat pembakaran saat kerusuhan massa. Angkanya berbeda dengan yang dilansir Maraden Panggabean.

"522 buah mobil dirusak dengan 269 di antaranya dibakar, 137 buah motor dirusak (94 buah dibakar), 5 buah bangunan dibakar ludes, termasuk 2 blok proyek pasar Senen bertingkat 4. Serta gedung milik PT Astra di Jalan Sudirman, dan 113 buah bangunan lainnya dirusak," kata Ali (Sumber: Merdeka.com).

Kalangan yang "sekadar" ditahan pada saat itu yakni Sarbini Sumawinata, Tawang Alun, Soedjatmoko, Buyung Nasution, Adnan, Marsillam Simanjuntak, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Mochtar Lubis, dan sejumlah tokoh lain. Tiga orang yang diseret ke pengadilan, yakni Hariman Siregar (Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) saat itu), Aini Chalid, dan Sjahrir. 
Hariman Siregar. (Doc. Google)
Hariman Siregar bersama rekan-rekan mahasiswa lainnya dituding menjadi otak pelaku kerusuhan tersebut, akan tetapi dia menolak jika disebut sebagai penyebab dalam kerusuhan tersebut. Menurutnya, insiden kerusuhan itu sudah di luar kendali mahasiswa dan bisa jadi di baliknya ada pihak yang sengaja membuat situasi waktu itu semakin tidak kondusif.

"Berbagai aksi pembakaran dan pengrusakan oleh massa itu sudah di luar kendali mahasiswa. Begitu sore hari ada kebakaran di Pasar Senen, saya sudah berpikir pasti ada yang menunggangi aksi mahasiswa," kata Hariman kepada merdeka.com, Kamis (9/1) pekan lalu.

Hariman sendiri menyebut Malari sebagai puncak dari gerakan kritis terhadap konsep pembangunan yang dilakukan pemerintah Orde Baru saat itu.

Sampai saat ini, peristiwa Malaria masih menjadi tanda tanya, khususnya mengenai siapa dalang di balik kerusuhan tersebut. Sedangkan Hariman Siregar berserta kelompok mahasiswa lainnya dikatakan tidak terbukti bersalah dalam tragedi yang telah berlalu selama lebih dari 40 tahun ini.

Sumber:
Labels: DKI Jakarta, Sejarah Nasional

Thanks for reading Tragedi Malaria (Malapetaka lima Belas Januari). Please share...!

Comments
1 Comments

1 Comment for "Tragedi Malaria (Malapetaka lima Belas Januari)"

bolavita Agen Judi Bola Casino Baccarat Poker Togel QiuQiu online terpercaya dan terbesar di Indonesia, untuk pembukaan account semua jenis judi online

Boss Juga Bisa Kirim Via :
Wechat : Bolavita
WA : +6281377055002
Line : cs_bolavita
BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

Back To Top