Percakapan Seokarno dan Seorang Petani Bernama Marhaen

Bung Karno melihat patung Marhaen. (Dokumen: Arsip Nasional)
Percakapan ini terjadi sekitar tahun 1926. Saat itu, Seokarno yang sedang berkeliling menggunakan sepedanya berhenti dan bertemu dengan seorang petani di sebuah persawahan di selatan Kota Bandung, Jawa Barat. Petani yang kala itu sedang menggarap sawahnya diajak berbincang oleh Seokarno.

“Siapakah pemilik tanah dari yang kau harap ini?”
“Saya juragan.”
“Apakah engkau memiliki tanah ini bersama-sama dengan orang lain?”
“O, tidak gan.”
“Apakah kau membeli tanah ini?”
“Tidak, itu turun temurun diwariskan dari orang tua kepada anaknya.”
“Bagaimana dengan sekopmu? Sekop ini kecil, tapi apakah milikmu juga?”
“Ya, gan.”
“Dan cangkul itu?”
“Ya, gan.”
“Bajak?”
“Milik saya, gan”
“Lalu hasilnya untuk siapa?”
“Untuk saya, gan.”
“Apakah hasilnya cukup untuk kebutuhanmu?”

Petani itu lalu mengangkat bahu mengisyaratkan kekecewaannya bahwa hasilnya belum sesuai kebutuhan.

“Bagaimana mana mungkin sawah yang begini sempit bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan seorang istri dan empat anak?”
“Apakah kau menjual sebagian hasilnya itu?”
“Hasilnya sekedar cukup untuk makan kami. Tidak ada lebihnya untuk dijual.”
“Apakah kau memperkerjakan orang lain?”
“Tidak, gan. Saya tidak mampu membayarnya.”
“Apakah engkau pernah kerja pada orang lain?”
“Tidak, gan. Saya harus membanting tulang, tetapi jerih payah saya semua untuk diri saya.”

Lalu Soekarno menunjuk sebuah gubuk kecil dan kembali mengutarakan pertanyaan kepada petani itu.

“Siapa pemilik rumah itu?”
“Itu rumah saya gan. Kecil, tetapi milik saya sendiri.”
“Jadi kalau begitu, semua ini milikmu?”
“Ya, gan.”

Sebelum mengakhiri perbincangan, soekarno menanyakan nama dari petani itu dan ia menyebutkan Marhaen.


Sumber:
Adams, Cindy. 2014. Bung Karno; Penyambung Lidah Rakyat (Edisi Revisi, Cetakan Keempat). Jakarta: Yayasan Bung Karno.
Editor:
Labels: Sejarah Nasional, Sejarah Tokoh, Tokoh Nasional

Thanks for reading Percakapan Seokarno dan Seorang Petani Bernama Marhaen. Please share...!

Comments
0 Comments

0 Comment for "Percakapan Seokarno dan Seorang Petani Bernama Marhaen"

Back To Top